Selasa, 05 April 2016

Ilmu Tajwid

Pengertian Tentang Saktah, Tashil, Isymam, Naql dan Imalah Dalam Bacaan Al-Qur'an
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Dalam kaidah membaca al-Qur'an, ada perubahan cara membaca dengan pola tertentu, ada juga yang tidak menggunakan pola tertentu, sebagaimana dalamgrammer bahas Inggris ada yang disebut regular verb dan irregular verb. Perubahan cara baca yang tidak beraturan ini juga dikenal dalam metode qira'ah Imam Ashim yang banyak dipakai kaum Muslim di Indonesia, kaidah ini dinamakan Gharib.
Qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs mulai berkembang dan menyebar luas pada masa pemerintahan Turki Utsmani yang didukung oleh banyaknya cetakan Al-Qur’an dari Arab Saudi sampai menyebar ke seluruh dunia, waktu penyebarannya terutama pada musim-musim haji
Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah Ulama qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an. Adapun bacaan-bacaan yang dianggap gharib (tersembunyi/samar) dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah :  Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.

Jenis Bacaan Spesial
1. Saktah (diam, tidak bergerak)
Ialah berhenti sejenak tanpa bernafas. Adapun tanda saktah yang terdapat dalam al-Qur'an biasanya dengan (سكتة)  dan kadang-kadang juga dengan (س) saja.
Di dalam al-Qur'an bacaan saktah ada pada 4 tempat, yakni: 
1. Surah al-Kahfi ayat 1dan 2:  ۥ عِوَجَاۜ  قَيِّمً۬ا
2. Surah Yasin ayat 52:  مِن مَّرۡقَدِنَاۜ‌ۗ هَـٰذَا 
3.Surah al-Qiyamah ayat 27:  وَقِيلَ مَنۡۜ رَاقٍ۬ 
4. Surah al-Muthaffifiin ayat 14: كَلَّا‌ۖ بَلۡۜ رَانَ

2. Tashil (memberi kemudahan, keringanan atau menyederhanakan)
Cara membaca dua hamzah yang berjejer, hamzah pertama dibaca biasa sedangkan yang kedua disuarakan antara hamzah dan alif (samar-samar).
Di dalam al-Qur'an bacaan tashil hanya ada pada 1 tempat, yaitu:
1. Surah Fushshilaat ayat 44:  ءَا۠عۡجَمِىٌّ۬ وَعَرَبِىٌّ۬‌ۗ

3. Isymam (mencampurkan).
Adalah mencampurkan dammah pada sukun dengan memoncongkan bibir atau mengangkat dua bibir (mecucu - Jawa).
Dalam al-Qur'an bacaan ini hanya terdapat pada 1 tempat, yakni:
1. Surat Yusuf ayat 11:  لَا تَأۡمَ۫نَّا 

4. Naql (memindah)
Adalah membaca lam sukun (أل) "al" diganti dengan harakat huruf hamzah sesudahnya (i) "i" sehingga menjadi (أل) "ali" kemudian huruf hamzah kasrah  (i) "i" dari kata "ٱسۡم" dibuang, sehingga berbunyi (lismu) kemudian dihubungkan dengan  "بِئۡسَ" maka menjadilah bacaan (bi'sa lismu).
Dalam al-Qur'an, ayat yang mesti dibaca naql hanyalah ada pada 1 tempat, yakni:
1. Surah al-Hujurat: 11:  بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ 

5. Imalah (memiringkan atau membengkokan)
Cara merubah bacaan "RO" menjadi "RE" (seperti "E" dalam kata sate).
Dalam al-Qur'an, lafadz yang dibaca dengan metode ini ada pada 1 tempat, yakni:
1. Surat Hud ayat 41:  مَجۡر۪ٮٰهَا 

Kaidah Bacaan Khusus Lainnya
Disamping hal-hal tersebut di atas, ada hal-hal lain yang juga harus diperhatikan oleh qari' agar ia terhindar dari kesalahan membaca, karena beberapa kata berikut agak berbeda lafadz dengan yang umum diketahui, sebagai unsur kehatian-hatian, diantaranya adalah:
Shad-nya dibaca sin.  وَيَبۡصُۜطُ (Q.S. Al-Baqarah: 245).dan بَصۜۡطَةً۬‌ۖ (Q.S. Al-A'raf: 69)
"S" nya boleh dibaca shad boleh juga sin. ٱلۡمُصَۣيۡطِرُونَ (Q.S. Athur: 37).
Shadnya tetap dibaca shad  بِمُصَيۡطِرٍ (Q.S. Al-Ghosiyah: 22).
Ha'-nya dibaca dhommah. عَلَيۡهُ ٱللَّهَ (Q.s. Al-Fath: 10).
Ha'nya dhommah dan pendek ketika washol أَنسَٮٰنِيهُ (disambung).(Q.S. al-Kahfi: 63).
Qaf-nya mati, ha-nya kasrah dan pendek. وَيَتَّقۡهِ (Q.S. An-Nur: 52).
Ha'-nya dhommah dan pendek يَرۡضَهُ لَكُمۡ‌ۗ (Q.S. Az-Zumar: 7).
Lam-nya kasrah, Ha'-nya kasrah dan pendek وَقِيلِهِۦ (Q.S. Az-Zukhruf: 88).
Ha'-nya dibaca pendek, sebab bukan Ha' dhomir (kata ganti),  مَا نَفۡقَهُ (Q.S. Hud: 91),  فَوَٲكِهُ (Q.S. al-Mu'minun: 19), demikian juga lafadz  يَنتَهِ.
Fa'-nya dibaca pendek, فَكِهِينَ (Q.S.al-Muthaffifiin: 31), demikian juga lafadz:  فَرِحِينَ
Kaf-nya dibaca fathah. وَهُوَ ڪَلٌّ (Q.S. an-Nahl: 76).
Pada waktu membaca ba-nya kedua lafadz berikut, hendklah berhati-hati jangan sampai salah membaca harakat dan panjang pendeknya. وَرَبَـٰٓٮِٕبُڪُمُ (Q.S. an-Nisa: 23),  جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ (Q.S. al-Ahzab: 59).
Lam-nya yang kedua dibaca kasrah.  لِّلۡعَـٰلِمِينَ (Q.S. Ar-Ruum: 22).
Mim-nya dibaca kasrah  يَوۡمِٮِٕذٍ‌ۗ (Q.S. Hud: 66) dan (Q.S. al-Ma'arij: 11).
Dzal-nya fathah,sedang nun-nya dhommah.  أَرِنَا ٱلَّذَيۡنِ  (Q.S. Fushshilat: 29).
Dal-nya fathah dan Nun-nya kasroh. خَـٰلِدَيۡنِ (Q.S. Al-Khasyr: 17).
Dhod-nya boleh dibaca fathah atau dhommah. Dalam 1 ayat ada 3 kata, apabila yang awal dibaca fathah, maka semuanya harus dibaca fathah, dan apabila yang pertama dibaca dhommah, maka semuanya harus dibaca dhommah. ضَعۡفٍ۬ (Q.S. ar-Ruum: 54).
Lam-nya (إِلاًّ۬) tanwin, kemudian di idh-ghaomkan pada wawu ketika washol (sambung). Lafadh (إِلاًّ۬) ini bermakna qorobah bukan ististna.  إِلاًّ۬ وَلَا ذِمَّةً۬‌ۚ  (Q.S. at-Taubah: 8 dan 10).
Ta-nya dibaca fathah dan tanpa (تَجۡرِى تَحۡتَهَا  ,(مِنَ (Q.S. at-Taubah: 100).
() dibaca panjang 2 ketukan,  أُولَٮٰهُمَا (Q.S. al-Isra': 5), لِأُولَٮٰهُمۡ (Q.S. al-A'raf: 38-39), demikian juga lafadz (لِأُولَا) dengan ( ٱلۡ)
Hamzahnya pendek. سَأُوْرِيكُمۡ (Q.S. Al-A'raf: 145).
Wawu-nya dibaca pendek. مِن تَفَـٰوُتٍ۬‌ۖ  (Q.S. al-Mulk: 3).
وَءَاتَوُاْ ٱلزَّڪَوٰةَ (Q.S.al-Baqarah:277) dan (Q.S. at-Taubah: 5 dan 11), (Q.S.al-Hajj: 41), Ta-nya fathah, wawu-nya dhommah ketika washol (sambung), dan mati ketika waqof (berhenti).  Ini fi'il Madhi (kata lampau) bukan fi'il 'Amr (kata perintah).
Semoga bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ 
Ayo bergabung menjadi PENGHAFAL AL-QUR'AN dalam grup whatsapp. Info dan pendaftaran untuk ikhwan klik MUSHAF 1 dan untuk akhawat klik MUSHAFAH 1
Sumber: 
Hukum-Hukum bacaan al-Qur'an, hal.251-256, Moh.Wahyudi, Penerbit: INDAH-Surabaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar