Pengertian Tentang Saktah, Tashil, Isymam, Naql dan Imalah Dalam Bacaan
Al-Qur'an
بِسْــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Dalam kaidah membaca
al-Qur'an, ada perubahan cara membaca dengan pola tertentu, ada juga yang
tidak menggunakan pola tertentu, sebagaimana dalamgrammer bahas
Inggris ada yang disebut regular verb dan irregular verb.
Perubahan cara baca yang tidak beraturan ini juga dikenal dalam
metode qira'ah Imam Ashim yang banyak dipakai kaum Muslim di
Indonesia, kaidah ini dinamakan Gharib.
Qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs mulai
berkembang dan menyebar luas pada masa pemerintahan Turki
Utsmani yang didukung oleh banyaknya cetakan Al-Qur’an dari Arab
Saudi sampai menyebar ke seluruh dunia, waktu penyebarannya terutama
pada musim-musim haji.
Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar,
sedangkan menurut istilah Ulama
qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan
samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf,
lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an. Adapun
bacaan-bacaan yang dianggap gharib (tersembunyi/samar) dalam qira’ah Imam Ashim
riwayat Hafs diantaranya adalah : Imalah, Isymam, Saktah,
Tashil, dan Naql.
Jenis Bacaan Spesial
1. Saktah (diam, tidak bergerak)
Ialah berhenti sejenak tanpa bernafas. Adapun tanda saktah
yang terdapat dalam al-Qur'an biasanya dengan (سكتة)
dan kadang-kadang juga dengan (س)
saja.
Di dalam al-Qur'an bacaan saktah ada pada 4 tempat,
yakni:
1. Surah al-Kahfi ayat 1dan 2: ۥ عِوَجَاۜ قَيِّمً۬ا
2. Surah Yasin ayat 52: مِن مَّرۡقَدِنَاۜۗ
هَـٰذَا
3.Surah al-Qiyamah ayat 27: وَقِيلَ مَنۡۜ رَاقٍ۬
4. Surah al-Muthaffifiin ayat 14: كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ
2. Tashil (memberi kemudahan, keringanan atau
menyederhanakan)
Cara membaca dua hamzah yang berjejer, hamzah pertama dibaca
biasa sedangkan yang kedua disuarakan antara hamzah dan alif (samar-samar).
Di dalam al-Qur'an bacaan tashil hanya ada pada 1 tempat,
yaitu:
1. Surah Fushshilaat ayat 44: ءَا۠عۡجَمِىٌّ۬ وَعَرَبِىٌّ۬ۗ
3. Isymam (mencampurkan).
Adalah mencampurkan dammah pada sukun dengan
memoncongkan bibir atau mengangkat dua bibir (mecucu - Jawa).
Dalam al-Qur'an bacaan ini hanya terdapat pada 1 tempat,
yakni:
1. Surat Yusuf ayat 11: لَا تَأۡمَ۫نَّا
4. Naql (memindah)
Adalah membaca lam sukun (أل)
"al" diganti dengan harakat huruf hamzah sesudahnya (i) "i"
sehingga menjadi (أل)
"ali" kemudian huruf hamzah kasrah (i)
"i" dari kata "ٱسۡم"
dibuang, sehingga berbunyi (lismu) kemudian dihubungkan dengan "بِئۡسَ" maka
menjadilah bacaan (bi'sa lismu).
Dalam al-Qur'an, ayat yang mesti dibaca naql hanyalah ada
pada 1 tempat, yakni:
1. Surah al-Hujurat: 11: بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ
5. Imalah (memiringkan atau membengkokan)
Cara merubah bacaan "RO" menjadi "RE"
(seperti "E" dalam kata sate).
Dalam al-Qur'an, lafadz yang dibaca dengan metode ini ada
pada 1 tempat, yakni:
1. Surat Hud ayat 41: مَجۡر۪ٮٰهَا
Kaidah Bacaan Khusus
Lainnya
Disamping hal-hal tersebut di atas, ada hal-hal lain yang
juga harus diperhatikan oleh qari' agar ia terhindar dari kesalahan membaca,
karena beberapa kata berikut agak berbeda lafadz dengan yang umum diketahui,
sebagai unsur kehatian-hatian, diantaranya adalah:
"S" nya boleh dibaca shad boleh juga sin. ٱلۡمُصَۣيۡطِرُونَ (Q.S.
Athur: 37).
Shadnya tetap dibaca shad بِمُصَيۡطِرٍ (Q.S. Al-Ghosiyah: 22).
Ha'-nya dibaca dhommah. عَلَيۡهُ
ٱللَّهَ (Q.s.
Al-Fath: 10).
Ha'nya dhommah dan pendek ketika washol أَنسَٮٰنِيهُ (disambung).(Q.S.
al-Kahfi: 63).
Qaf-nya mati, ha-nya kasrah dan pendek. وَيَتَّقۡهِ (Q.S. An-Nur:
52).
Ha'-nya dhommah dan pendek يَرۡضَهُ لَكُمۡۗ (Q.S.
Az-Zumar: 7).
Lam-nya kasrah, Ha'-nya kasrah dan pendek وَقِيلِهِۦ (Q.S.
Az-Zukhruf: 88).
Ha'-nya dibaca pendek, sebab bukan
Ha' dhomir (kata ganti), مَا
نَفۡقَهُ (Q.S.
Hud: 91), فَوَٲكِهُ (Q.S.
al-Mu'minun: 19), demikian juga lafadz يَنتَهِ.
Fa'-nya dibaca pendek, فَكِهِينَ (Q.S.al-Muthaffifiin:
31), demikian juga lafadz: فَرِحِينَ
Kaf-nya dibaca fathah. وَهُوَ
ڪَلٌّ (Q.S. an-Nahl:
76).
Pada waktu membaca ba-nya kedua lafadz berikut, hendklah
berhati-hati jangan sampai salah membaca harakat dan panjang pendeknya. وَرَبَـٰٓٮِٕبُڪُمُ (Q.S.
an-Nisa: 23), جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ (Q.S.
al-Ahzab: 59).
Lam-nya yang kedua dibaca kasrah. لِّلۡعَـٰلِمِينَ (Q.S.
Ar-Ruum: 22).
Mim-nya dibaca kasrah يَوۡمِٮِٕذٍۗ (Q.S. Hud: 66) dan (Q.S.
al-Ma'arij: 11).
Dzal-nya fathah,sedang nun-nya dhommah. أَرِنَا ٱلَّذَيۡنِ (Q.S. Fushshilat: 29).
Dal-nya fathah dan Nun-nya kasroh. خَـٰلِدَيۡنِ (Q.S.
Al-Khasyr: 17).
Dhod-nya boleh dibaca fathah atau dhommah. Dalam 1 ayat ada
3 kata, apabila yang awal dibaca fathah, maka semuanya harus dibaca fathah, dan
apabila yang pertama dibaca dhommah, maka semuanya harus dibaca dhommah. ضَعۡفٍ۬ (Q.S. ar-Ruum:
54).
Lam-nya (إِلاًّ۬)
tanwin, kemudian di idh-ghaomkan pada wawu ketika washol (sambung). Lafadh (إِلاًّ۬) ini bermakna qorobah
bukan ististna. إِلاًّ۬
وَلَا ذِمَّةً۬ۚ (Q.S.
at-Taubah: 8 dan 10).
Ta-nya dibaca fathah dan tanpa (تَجۡرِى تَحۡتَهَا ,(مِنَ (Q.S. at-Taubah:
100).
() dibaca panjang 2 ketukan, أُولَٮٰهُمَا (Q.S.
al-Isra': 5), لِأُولَٮٰهُمۡ (Q.S.
al-A'raf: 38-39), demikian juga lafadz (لِأُولَا)
dengan ( ٱلۡ)
Hamzahnya pendek. سَأُوْرِيكُمۡ (Q.S.
Al-A'raf: 145).
Wawu-nya dibaca pendek. مِن
تَفَـٰوُتٍ۬ۖ (Q.S.
al-Mulk: 3).
وَءَاتَوُاْ
ٱلزَّڪَوٰةَ (Q.S.al-Baqarah:277)
dan (Q.S. at-Taubah: 5 dan 11), (Q.S.al-Hajj: 41), Ta-nya fathah, wawu-nya
dhommah ketika washol (sambung), dan mati ketika waqof (berhenti). Ini
fi'il Madhi (kata lampau) bukan fi'il 'Amr (kata perintah).
Semoga bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ
ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ
ﺇِﻟَﻴْﻚ
Ayo bergabung menjadi PENGHAFAL AL-QUR'AN dalam grup
whatsapp. Info dan pendaftaran untuk ikhwan klik MUSHAF
1 dan untuk akhawat klik MUSHAFAH
1
Sumber:
Sumber:
Hukum-Hukum bacaan al-Qur'an, hal.251-256, Moh.Wahyudi,
Penerbit: INDAH-Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar